Meta
semesta atau yang sering dikenal dengan sebutan metaverse merupakan sebuah
bagian internet yang bisa menghubungkan seseorang tanpa mereka harus ada di
satu ruangan yang sama. Metaverse mulai ada sejak 1992 dimana istilah ini
diungkap dalam novel snow crash, dimana manusia berinteraksi seperti Avatar
dengan media perangkat lunak dalam ruang virtual 3 dimensi yang menggunakan
metavora dunia nyata.
Metaverse
terdiri dari beberapa unsur yaitu konferensi Vidio, game seperti minicratf atau
roblox, surel, realitas virtual, live streaming dan media sosial. Selain itu
metaverse juga memiliki kegiatan yang positif yang bisa kita gunakan dalam
kehidupan sehari hari seperti media komunikasi dan hiburan, berbelanja,
olahraga, edukasi maupun untuk bekerja.
Erick
Thohir juga menyatakan bahwa ini akan menjadi kesempatan baru untuk kalangan
muda terus berinovasi dan berkembang dalam dunia kreator, jadi tidak hanya
menjadi generasi konsumtif melainkan bisa menjadi generasi yang produktif.
(Sumber:suara.com)
Tetapi metaverse tidak hanya membawa sisi positif saja melainkan ada juga sisi negatif dari trend ini. Metaverse memanglah mempermudah kan dalam beberapa aspek terutama dikondisi pandemi seperti ini, namun metaverse tidaklah memiliki akses untuk orang orang yang memiliki keterbatasan penglihatan maupun yang memiliki masalah dalam keterbatasan internet. Tidak hanya itu metaverse juga merupakan sosial media dimana jika seseorang terlalu sering menggunakan nya maka akan timbul kecanduan sosial media dimana akan berdampak buruk dalam kesehatan mentalnya kecanduan sosial media bisa membawa seseorang hingga depresi, dan sosial media juga tidak terlepas dengan adanya data pribadi yang akan tersebar luas jadi dengan hal ini pemerintah harus mengeluarkan undang undang perlindungan data pribadi (PDP) dan undangan undangan tindak pidana kekerasa seksual (TPKS). Maka dari itu sering lah melakukan gerakan logout secara berkala agar manusia tidak lupa akan adanya kehidupan nyata didunianya.
Penulis : Hana
Komentar
Posting Komentar